Minggu, 22 Agustus 2010

Daftar Belanja

Matahari sudah mulai tergelincir ketika si mbak menanyakan menu apa yang mau disiapkan untuk berbuka nanti sore.
Mendengar pembicaraan kami, Brein segera menyahut,'mbak, mana buku yang dibuat untuk bikin kue itu?'
Memang beberapa hari lalu, si mbak dan Brein mencoba salah satu resep kue kering yang berasal dari sisipan salah satu majalah terbitan nasional beberapa tahun lalu.
'Kenapa dik? Kan kuenya masih ada?'
'Bukan, aku mau tunjukkan ke bunda resep yang dulu kata bunda mau dibuat kalau bahannya sudah ada.'

Akhirnya mereka berdua bersama-sama membongkar tumpukan majalah di bawah TV set.
'Bunda, ini bunda, resep yang adik mau,' kata Brein sambil menunjuk resep Chicken Drum Stick.
'Ayo kita baca bahan-bahanny,'kataku,'Sayap ayam ada?'
'Tidak ada'
'Merica ada?'
'Tidak ada'
'Telor ada?'
'Tidak ada'
'Kecap asin ada?'
'Tidak ada'
'Garam ada?'
'Ada', dst....

'Jadi ada 4 bahan bunda yang belum ada, sayap ayam, merica, telor dan kecap asin'
'Oke,'lanjutku,'sekarang, ambil kertas dan pensil, catat apa yang harus dibeli ya'
Tak berapa lama, Brein sudah sibuk mencatat bahan-bahan yang belum ada untuk dibeli nanti.

Dan ketika sudah sampai di dalam salah satu hypermarket di Batam, Brein tiba-tiba bertanya,'Bunda, kertas adik tadi nggak ketinggalan kan? Ya, kan Bunda?'
'Tidak,' kataku sambil mengeluarkan kertas catatan Brein dari dompet hp,'ini, nggak ketinggalan kan.'

Melihat aku memegang kertas catatannya, Brein tersenyum lebar...

Minggu, 08 Agustus 2010

Rindu.......

Tit...tit...tit... sebuah sms masuk ke hpnya. Sisca segera membuka dan membaca isinya. Ternyata Lili, adiknya, mengabarkan kalau adik kecil sudah kembali ke kota kelahirannya untuk melanjutkan sekolah di SMA.
Isi sms membuat Sisca kembali ke kejadian beberapa tahun silam, tentang adik kecil, tentang keluarga adik kecil, tentang pertengkarang-pertengkaran di keluarga adik kecil.

====
Untuk kesekian kalinya, Sisca mendengar suara keributan dari rumah sebelah. Hm.. desahnya. Sisca segera beranjak dari keasyikannya membaca buku. Tujuannya satu, ke rumah sebelah. Bukan untuk melerai pertengkaran keluarga muda itu, bukan.. bukan itu tujuannya. Hatinya sudah lama tertancap pada adik kecil, demikian dia menyebut anak perempuan berumur 5 tahun itu. Sejak pertengkaran orang tua adik kecil, yang entah sejak kapan, Sisca sendiri juga lupa, dia selalu berusaha untuk menghibur dan mengasuh si adik kecil di waktu-waktu luang sepulang sekolah. Bahkan bisa dikatakan, Sisca memang sengaja membuat waktu luang.

Lewat pintu samping, Sisca segera menuju kamar adik kecil. Dilihatnya si adik kecil sedang membentur-benturkan kepalanya ke dinding. Sambil menyambar beberapa mainan, Sisca segera mengendong adik kecil dan menuju dapur untuk memberi tahu pembantu rumah kalau adik kecil akan dibawa ke rumahnya.

Sisca tidak pernah bisa mengerti kenapa pasangan muda itu sibuk bertengkar seakan tidak mempedulikan adik kecil. Pernah suatu hari, Sisca mengungkapkan keinginan kepada orang tuanya untuk mengadopsi adik kecil setelah lulus SMA jika ibu adik kecil mengijinkan.
Namun, sebelum sempat Sisca mengutarakan keinginannya, ibu si adik kecil telah bercerai dan membawa adik kecil pulang ke rumah nenek adik kecil. Kabar terakhir yang dia tahu, ibu adik kecil telah pergi untuk mengadu nasib sebagai TKW di Arab Saudi. Sisca sungguh tidak mengerti, kenapa ibu adik kecil tega meninggalkan anaknya untuk diasuh oleh orang lain.

===

Bertahun-tahun telah berlalu dan kini adik kecil sudah beranjak remaja. Rasa rindu kepada adik kecil membuncah, Sisca ingin segera pulang ke tanah kelahirannya dan bertemu adik kecil.