Minggu, 25 Juli 2010

Mahalnya harga kesehatan

Dua minggu yang lalu, aku menerima sms dari kakak iparku kalau mertua kami mengalami pendarahan di mata sebelah kanan.
Setelah berdiskusi dengan anggota keluarga yang lain, akhirnya diputuskan untuk membawa Bibi (begitulah sapaan kami untuk mertua perempuan di adat Karo) operasi mata di Manila tempat kakak iparku bermukim.

Tepat seminggu setelah sms yang pertama kuterima, Bibi menjalani operasi mata dan menurut dokter operasi berjalan lancar dan kemungkinan untuk sembuh 100%. Namun, ada yang harus diperhatikan setelah post operation yaitu untuk sementara harus memakai kaca mata renang dan tidur harus dengan posisi duduk selama 3 minggu.
Yang jelas, 2 hari setelah operasi, jarak pandang yang awalnya hanya 10 cm, sudah bisa berubah menjadi 50 cm. Suatu kemajuan yang luar biasa, selain dari keinginan untuk sembuhlah yang membuat ini menjadi mungkin.

Komplikasi pada mata adalah salah satu dari akibat kelalaian dalam menjaga kadar gula darah pada nilai normal.
Bibi memang sudah lama didiagnosa mempunyai diabetes. Hanya saja, ketika pulang ke kampung setelah sekian lama mengikuti anak tertuanya melanglang buana, tidak ada anggota keluarga di kampung yang mengingatkan, mengontrol dan memantau diet rendah gula.

Hal ini juga aku lihat sendiri ketika akhir tahun lalu kami datang ke Berastagi. Tidak ada pantangan makan, tidak ada pembatasan jumlah makanan dan bahkan mungkin glibenclamide juga lupa dikonsumsi.

Karena Diabetes tidak bisa disembuhkan, hanya dengan mengontrol kadar gula darah, maka kualitas hidup Diabetasi masih bisa dipertahankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar