Sabtu, 26 Desember 2009

Pengalaman pertama di Changi Airport

Tak pernah kubayangkan kalau akhirnya aku bisa menginjakkan kaki di Changi, salah satu bandara udara tersibuk di dunia, ya.. meskipun penerbangan perdanaku ini malah membawaku ke Indonesia. Ha...ha...ha...nggak mutu... 

MRT EW aka East West Line aka jalur hijau sukses membawaku dari ujung yang satu ke ujung yang lain yaitu Changi airport setelah transit di Tanah Merah interchange.
Changi Airport yang resmi beroperasi mulai tanggal 1 July 1981 sudah menghabiskan biaya sebesar S$1.5 bilion untuk pembangunan Terminal 1 Changi, dan tercatat sudah melayani 8.1 juta penumpang di tahun pertama beroperasi.  Di tahun 2009, Changi tercatat melayani 37.203.978 penumpang dan menempatkan Changi sebagai di antara 21 bandara tersibuk di dunia dalam jumlah penumpang.
Setelah sampai di MRT Changi station yang mulai beroperasi sejak Feb 2002, kami
segera menuju ke terminal 3 di mana ValuAir yang akan membawa kami ke Medan akan take off. Yang dituju adalah monorail yang menghubungkan 2 terminal ini. Monorail itu penuh sesak dengan bukan hanya calon penumpang tapi mungkin sekedar pelancong yang mau melihat-lihat Changi.

Proses check in di terminal changi ini sangat berbeda dengan beberapa bandara udara di Indonesia yang sudah pernah aku lewati. Di Changi, pengantar bisa mengantar calon penumpang sampai di meja counter check in tanpa harus membayar tanpa harus menunjukkan tiket pesawat. Setelah menunjukkan e-tiket dan passport, akhirnya kami mendapatkan boarding
pass.

Selanjutnya adalah cipika cipiki dengan pengantar dan menuju counter imigrasi. Baru kusadari kalau di Changi tidak ada penerbangan domestik, ha.. ha.. ha... 

Ruang tunggu keberangkatan, baru dibuka 30 menit sebelum boarding time. Dan semua yang berbentuk cairan tidak boleh dibawa termasuk minuman kalengku yang kudapat dari Executive Lounge di Batam International Ferry Terminal. Yo wis, lah, wong dapatnya juga gratis..

Untungnya aku membawa tupperware kosong, jadi masih bisa diisi dengan air dari water fountain yang terdapat di ruang tunggu keberangkatan.
Waktu menunggu dibunuh dengan acara suapin anak.. he.. he.. maklum malam sudah semakin larut dan mereka sudah kelaparan lagi. Weleh.. weleh...

Acara makan selesai tepat beberapa menit sebelum kami dipersilahkan naik ke pesawat. Ground Crew benar-benar memperhatikan prosedur siapa yang harus didahulukan untuk naik ke pesawat. 

Dengan tegas, mereka menolak pasangan muda di pintu menuju garbarata dan mempersilahkan penumpang yang berusia lanjut serta penumpang yang bepergian dengan membawa anak-anak untuk masuk ke dalam pesawat terlebih dahulu.

Good-bye Changi, I hope we can see you soon...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar